Saturday 31 January 2009

FISIK*

)* Judulnya terisnpirasi cerita dari blog teman.

Suatu hari, Mrs. Oktopus berkunjung kerumah keluarga Lumba-lumba. Secara bersamaan dan penuh unsur ketidaksengajaan, dia bertemu dengan tuan kepiting yang juga sedang berkunjung. Mrs. Oktopus dan tuan kepiting saling mengenal sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi tidak akrab dan tidak sering bertemu.
Keluarga Lumba-lumba yang baik hati menghidangkan sepiring tahu isi (sering jug adisebut tahu susur, tahu kemul, dan lain-lain). Tentu saja Mrs. Oktopus tidak menyia-siakan rejeki tersebut. Kemudian dia bersiap mangambil.
Tuan kepiting: "3"
Mrs.Oktopus: ?
Tuan kepiting: "Ambil tiga. Porsimu. Badanmu kan gede."
Mrs Oktopus: (nyengir)

Dalamnya laut bisa diukur.Dalamnya hati siapa tahu.

Tapi ini yang terjadi dalam hati Mrs.Oktopus.
Kenapa, sih tuan kepiting ini? Memang kalo badannya besar makannya juga PASTI banyak?!! Kalo lagi diet gimana coba? Lagian, mau badan saya besar apa kecil apa sedang apa relevansinya dengan beliau? Kenapa sih, frekuensi kami yang sangat jarang bertemu dan berbicara, hingga kemudian ada kesempatan langka untuk bertemu dan berbicara justru diisi dengan kata-kata yang gak impresif banget? SIYAL.
:-(

Thursday 29 January 2009

Oleh oleh 2

Suatu hari, mama papa mertua oktopus datang dari desa. Beliaus membawa oleh-oleh hasil alam yang banyaaaaak sekali. Belum camilannya. Mulai dari rendangs, durians, pisangs, nagkas, empek-empeks, kripik pisangs, kopis, dan lain lain. (semua pake s dibelakang karena berjumlah lebih dari 5)
Alhasil, banyak yang rusak nganggur alias busuk karena tidak segera diamankan (baca: dimakan, terutama si buah2 an)
Oktopus berpikir, mungkin mertuanya bingung mau kasih apa. Sehingga dibawalah semuanya.

Pada kunjungan berikutnya, oktopus memesan oleh2 yang spesifik. Durian dan empek-empek yang tidak banyak. cukup untuk Mr. Oktopus dan dirinya. Supaya gak bingung lagi...
Yang terjadi, dibawakanlah duriannnssss (sekitar 10 biji) dan empek-empekssss serta temans temans nya yang lain. Hm.... Kejadian sama persis pun terjadilah. Rusak nganggur.

Kunjungan selanjutnya, oktopus tidak memesan apa pun. It didn't work anyway.
Lalu, wajah2 lama pun muncul. kejadian yang sama juga berulang.

Suatu hari seorang kerabat memberi nasehat, bahwa perilaku yang hiperbolis dalam pemberian oleh2 tak lain karena wujud kasih sayang dan kerinduan yang mendalam. JAdi, betapa terlukanya jika hanya "dicuekin".

Sehingga, pada suatu kunjungan, oktopus berusaha "menyenangkan hati" mamah papah mertua dengan memakan oleh2 sebanyak yang dia bisa (hmm, sejujurnya cuma rendangs super puedas dan durians serta empekempeks, namun dalam jumlah yang sangat banyak--kurang lebih 3x porsi normal). Hasilnya, hanya sdikit oleh2 yang rusak nganggur, tapi Oktopus terpaksa dilarikan ke UGD suatu RS hingga DUA KALI akibat penyakit maagnya kambuh...

LAlu, kunjugan berikutnya, apa ya, yang sebaiknya oktopus lakukan???

(ternyata gak enak ya, berlebihan? Tapi kalo kelebihan sepatu? :P )

Wednesday 28 January 2009

KANGEN

Kangen itu kurang. Kurang karena biasanya dia ada didekat kita, ehhh kali ini kok gak ada. Jam segini biasanya kita bersama dia, ehhh kok absen.
Saat yang kurang itu hadir kembali, maka lengkaplah sudah. Apa kangen lalu hilang?
Gak juga, rasanya tetap kangen. Kangen dengan saat kesendirian kita, tanpa kehadirannya.
Jadi kangen itu apa? Yang jelas, kangen itu selalu ada.
(ya seperti kekangenan saya dengan "sepatu yang itu tuuuuhhh". Kalau dituruti bisa gila saya!).
Oya, saya tau jawabannya. Bukan jawaban atas apa itu kangen, tapi bagaimana cara menikamti kangen supaya tidak menyakitkan (huhuhu, betapa beratnya memendam rindu(pada sepatu)).
Bersyukur.
Ya, bersyukur. Atas apa yang kita punya. Atas apa yang sedang kita hadapi. Atas ke-kurang-an. Atas apapun.
ALHAMDULILLAH.

CINTA BUTA

Apa iya cinta itu buta?
Iya.
Buktinya saya belum pernah lihat mata cinta.
Tapi, kita kan punya mata! Itu lah yang membuat cinta tidak buta (atau brutal?).
Seperti halnya cinta saya pada sepatu, mungkin saya (diamdiam) mencintai segala bentuk sepatu dimuka bumi ini. Tapi, saya kan punya mata! Untuk melihat sepatu itu berwarna apa, ukurannya pas tidak dengan kaki saya, modelnya bagus atau tidak, dan sebagainya. Jadi tidak sembarang sepatu saya jatuhi cinta.
Bagaimana jika tanpa melihat (dengan mata) kita bisa mencintai sesuatu. Ya, itu sih kerjaannya mata hati kaleeee!

MENURUN

Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga. Anak Mrs. Oktopus ternyata memiliki hobby, kebutuhan, keinginan, dan obsesi yang sama atas alas kaki.
Dalam 5 hari, dia sudah berhasil memiliki 3 pasang sandal!!! Lebih hebatnya, jika Mrs. Oktopus harus berpikir keras dan berusaha sedemikian rupa supaya mendapatkan impiannya (baca: sandal dan sepatu), Lila Oktopus (Lila:Little, biar keren, bro!) mendapatkan sumbangan secara GRATIS dari keluarga besarnya yang tau benar atas hobby, kebutuhan, keinginan, dan obsesinya.
Huh, Mrs. Oktopus meradang. Tapi, roda kan berputar!

Oleh oleh

Hari ini Mrs. Oktopus senang sekali. Bagaimana tidak, dia mendapat 2 pasang sandal yang sweet banget. Yang satu berwarna merah muda banget, yang satu shocking pink--ih, contoh warnanya gak ada--. (Hehehe, sulit bagi saya mendeskrepsikan warna secara tepat dan pasti).
Thanks dear Mr. Oktopus yang tau benar apa yang dibutuhkan ("hm,,, u mean yang diinginkan?") oleh Mrs. Oktopus.
Tapi salut buat Mrs. Oktopus (saya). Sandal yang berwarna merah muda banget secara sadar dan sukarela disimpannya dulu mengingat dia masih memiliki sandal yang tepat berwarna sama yang masih sangat layak pakai.
Great job, Mrs. Oktopus!

Oktopus

Nama ini saya peroleh dari seorang teman nan jauh disana. Gara-gara saya membeli 7 pasang sepatu dalam beberapa bulan saja.
"Ha.. ha... Saya adalah monster oktopus yang berkaki banyak, jadi saya perlu banyak sepatu untuk kaki kaki saya.. Haaa...!"
Saya ingat betul ucapan teman tersebut.
Saya gak mengungkiri.
Emang sepatu saya banyak.
Dan selalu butuh sepatu.
Apa saya memang oktopus ya?
Hahahaha... Hati-hati, dimanapun anda melangkah, Mrs. Oktopus selalu mengamati kaki anda..!!!!